Mitosis
pada Sel Tumbuhan
Kelompok
3
Rizki Akbar (12613156)
Asri
Tunjung Sari (12613158)
Femmy Orshidina G (12613174)
Auliya eka lesmana sari (12613176)
Nimas Sekar Hutami A (12613182)
Zureta Kacawaranggi (12613187)
Denda Suli Hartati (12613190)
Dana Dwi Aryani (12613192)
Emma Wachida (12613201)
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
ISLAM INDONESIA
2012/2013
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya seingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah “mitosis pada sel tumbuhan”. Selawat berserta salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang
kita rasakan sekarang.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung .
Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan makalah didasarkan pada berbagai macam
pendapat para ahli. Makalah ini berisi tentang mitosis pada sel tumbuhan.
Makalah ini
dibuat supaya penulis lebih memahami tentang mitosis pada tumbuhan. Maka dari
itu penulis berharap ,Penulis dan pembaca dapat membedakan berbagai macam teori
yang akan kami bahas.
Selain itu
penulis juga berharap makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca dalam
mempelajari dan memahami bab-bab ini .
B. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk membahas
tentang mitois pada sel tumbuhan yang diungkapkan melalui teori-teori tentang
mitosis. menjelaskan semua teori-teori tentang mitosis pada sel tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Mitosis
Mitosis
adalah proses pembahagiaan genom yang telah di gandakanoleh sel ke dua sel
identik yang ihasilkan oleh pembelahan sl. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis
yang membagi sitoplasma danmembra sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak
yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris
sama.
Mitosis terjadi hanya pada sel
eukariot.pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis, sedangkan
selkelamin (yng kan menjadi sperma pda jantan atau sel telur pada betina)
mmbelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot
yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Karena sitoinesis umumnya terjadi
setelah mitosis, istilah “mitosis” sering digunakan untuk menyatakan “fase
mitosis”. Perlu diketahui baha banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, memebentuk el tunggal dengan beberapa inti. Hal
ini dilkukan isalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada bahwa, sitokinesis dan mitosis
juga dapat terjadi terpisah, mialnya pada tahap tertentu pada prkembangan
embrio lalat buah.
Tahap – tahap pembelahan sel secara
mitosis
Sel memiliki siklus sel. Siklus sel
terdiri dari fase pembelahan sel/mitotik (M) danperiod pertumbuhan yang disebut
interfase.interfase terdiri dari tiga subfase, yaitu G1, S, G2. Sebelum sel
memasuki fase mitotik dan siap membelah.
Pembelahan mitosis merupakn pembelahan yang
menghasilkan sel-sel tubuh. Secara garis besar, pembelhan sel secara mitosis
terdiri dari fase istirahat (interfase), fase pembelahan inti (kariokinesis),
dan fase pebelahan sitoplasma (sitokinesis).
INTERFASE
INTERFASE
- Interfase adalah periode antara pembelahan yang satu dengan yang berikutnya dalam siklus pembelahan sel.
- Periode ini terjadi bila suatu sel molekul DNA yang berada dalam inti akan mengadakan replikasi atau membuat turunan seperti dirinya sendiri.
- Membran inti berhubungan dengan rangka dalam dari sitoplasma, di mana terdapat granula berwarna kelam dan disebut ribosom.
- Ribosom ini kaya akan asam ribonukleotida (ARN) dan mempunyai peranan penting dalam sintesa protein.
Di dalam
nukleus interfase, dapat dibedakan 2 komponen utama
- Karyolimpa (cairan inti yang tampak jernih tak berwarna dan kolloidal)
- Nukleolus (inti dari nukleus)
- Kromatin, berupa benang-benang halus yang tersusun atas asam deoksiribonukleat (ADN)
- Protein sehingga membentuk nukleoprotein.
Di dalam sitoplasma, tampak adanya mitokondria, yaitu
organel di mana berlangsung pernafasan dari sel.
Stadium
interfase dibedakan atas beberapa fase:
- G1 : secara spesifik, pada tahap G1 ukuran sel bertambah besar akibat pertumbuhan sel.
- S : Pada tahap S, terjadi duplikasi kromosom dan sintesis DNA (replikasi DNA). Kromosom yang semula tunggal akhirnya berubah menjadi ganda.
- G2 : Pada tahap G2, sel tumbuh sempurna sebagai persiapan untuk pembelahan sel. Pada fase ini, ADN cepat sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan pembentukan ARN (asam ribonukleat) serta protein berlangsung.
Jadi selama
Interfase terjadi :
- Aktivitas metabolisme sangat tinggi
- DNA dan organel mengalami duplikasi (penggandaan)
- Ukuran sel dapat meningkat membesar dan terlihat tegang
- Interfase meliputi sekitar 90 % dari keseluruhan waktu setiap siklus sel
- Untuk satu sel membutuhkan waktu ± 24 jam untuk satu kali proses pembelahan
- Waktu 24 jam itu terbagi G1 (Gap 1) selama 11 jam, S (Sintesis DNA) selama 8 jam, G2 (Gap 2) selama 4 jam dan M (Mitotik) selama 1 jam (
- Selama ketiga sub-fase ini yaitu G1, S, dan G2, sel mengalami pertumbuhan dengan menghasilkan organel dan protein-protein di dalam sitoplasma.
- DNA direplikasi hanya pada sub-fase S ( Sintesa).
- Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1), terus tumbuh saat sel tersebut sudah menyalin DNA nya secara semi konservatif (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan persiapannya untuk melakukan pembelahan (G2) yang ditandai dengan DNA berkondensasi membentuk butir kromatin , kemudian membentuk benang krommatin dan segera terbentuk kromososm dua pasang sentromer terbentuk, dan kemudian dilanjutkan dengan karyotheca dan nukleolus mulai menghilang OK
- Setelah Interfase kemudian dilanjutkan dengan fase M atau fase mitotik.
- Pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel baru, melalui tahapan dan proses tertentu menghasilkan dua jenis sel anak yang jumlah kromosomnya sama dengan induknya.
- Sedangkan pada meiosis adalah pembelahan inti sel dengan cara mereduksi kromosom.
- Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak.
- Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II).
- Setiap pembelahan-pembelahan yang akan dilakukan oleh sel harus melalui beberapa tahap fase.
- Pembelahan sel secara mitosis melalui beberapa fase, diantaranya fase Interfase, Profase, Metafase, Anafase, dan yang terakhir Telofase.
- Pembelahan mulai terjadi saat fase Profase dengan ciri-ciri membran nukleus melebur, nukleolus menghilang, kedua sentriol bergerak ke kutub berlawanan , dan kromosom mereplikasi hingga memproduksi sebanyak 12 kromatid, kemudian membentuk 6 pasang sister chromatids (sepasang kromatid identik).
- Kemudian, sebelum sel memasuki fase Metafase terlebih dahulu fase pro-Metafase dengan ciri-ciri membran inti berubah menjadi vesikel-vesikel dan benang spindel telah sempurna. Sister chromatids akan mengikat “garis-garis” spindel melalui mirotubul kinetotor, kemudian pada Metafase-nya sudah berada sejajar di bidang ekuator.
- Dilanjutkan fase Anafase, sister chromatids berpisah dari pasangannya dan bergerak menuju kutub-kutub berlawanan, kemudian selama fase Telofase kromosom sudah berada di setiap kutub masing-masing dan membran inti akan membentuk kembali serta kromosom membentuk kromatin kembali dan terakhir sel akan terbagi menjadi dua sel anakan setelah sitokinesis selesai
- Namun pada pembelahan sel secara meiosis dilakukan melalui beberapa tahap.
- Pada Meiosis I, yaitu profase I dengan ciri-ciri kromosom homolog bersinapsis membentuk bivalen dan terjadi crossing over ( pertukaran genetik). Kromosom berkodensasi dan membran inti kembali membentuk vesikel-vesikel.
- Fase kedua yaitu pro-Metafase I dengan ciri-ciri membran inti telah menjadi vesikel-vesikel, dan bivalen menuju garis ekuator dan pada Metafase I-nya bivalen sudah berada di garis ekuator.
- Kemudian, pada anaphase I kromosom yang homolog bergerak ke kutub berlawanan dan pada Telofase I membran inti terbentuk kemblai dan kromosom berdekondensasi sel menjadi dua sel anakan.
- Pada Meiosis II, didahului dengan profase II dengan ciri-ciri sister chromatids berkondensasi dan benang spindel terbentuk dan membran inti kembali menjadi vesikel-vesikel. Kemudian, dilanjutkan dengan pro-Metafase II membran inti secara keseluruhan telah berubah menjadi vesikel.
- Sister chromatids bergerak menuju ke garis ekuator dan pada Metafase II berada di sepanjang garis ekuator.
- Pada Anafase II sister chromatids berpisah dan menjadi kromosom individu dan bergerak ke kutub berlawanan dan sitokinesis terjadi sehingga pada akhirnya terdapat 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid.
Gametogenesis : Proses Spermatogenesis dan Oogenesis Serta Hormon Yang Berperan
Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet
terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet
betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan
sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk
menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel
tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru
melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu
pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom,
contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses
reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah
kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23
pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya
bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap :
perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada
dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon)
yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus
seminiferus. Sel spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n)
dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel
epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam
epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang
disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai
tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia
berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk
sperma.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah
sebagai berikut :
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit
primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis
menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses
pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi
DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi,
reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.
Spermiasi
(Spermiation) adalah peristiwa
pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus
selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak sendiri
(non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil
sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot
peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan
sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri
melainkan karena kontraksi peristaltik otot saluran.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses
Spermatogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi
oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a. Kelenjer hipofisis
menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan
hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b. LH merangsang sel
leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli
untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum)
di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang
disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai
sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir
bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai
dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula
oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan
fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya
sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami
kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan
badan kutub primer akan mengalami pembelahan
miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel,
yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih
kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua
badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer
sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan
lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis
hanya menghasilkan satu ovum.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses
Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis
dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh
aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon
GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan
LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon
estrogen dan progesteron. LH
merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan
meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk
estrogen, memacu perkembangan folikel.
Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus
hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Pengertian Gametogenesis, Mikrigametogenesis dan Megagametogenesis
Pada tumbuhan, gametogenesis terjadi pada organ
reproduksinya, yakni bunga. Pembentukan gamet jantan terjadi pada alat
reproduksi jantan (kotak spora) dan disebut mikrogametogenesis.
Adapun pembentukan gamet betina terjadi pada alat reproduksi betina
(ovarium) dan disebut megagametogenesis.
A. Mikrogametogenesis
Alat kelamin tumbuhan angiospermae jantan adalah stamen
atau benang sari. Pada organ ini, khususnya pada kepala sari,
terbentuk mikrospora yang berkembang menjadi serbuk sari atau
polen. Benang sari terdiri atas kepala sari (antera) dan tangkai
sari (filamen). Setiap kepala sari umumnya memiliki empat kantung
serbuk sari (sporangium). Di dalam sporangium, terdapat banyak sel
induk mikrospora. Sel induk tersebut akan berkembang menjadi serbuk
sari. Langkah pertama dalam pembentukan serbuk sari
adalah mikrosporogenesis (Hopson dan essels, 1990: 468).
Proses ini dimulai dengan pembelahan meiosis sel induk mikrospora.
Sel diploid tersebut melalui pembelahan meiosis akan menghasilkan empat
sel mikrospora haploid yang masih berlekatan satu sama lain. Empat sel
mikrospora hasil meiosis akhirnya saling memisah. Langkah kedua adalah mikrogametogenesis,
proses pematangan mikrospora menjadi serbuk sari fungsional. Proses
pematangan melibatkan pembelahan mitosis sel mikrospora dan terjadi dalam dua
tahap.
Tahap pertama, terjadi pembelahan inti dan sitoplasma sel mikrospora membentuk sel tabung (sel vegetatif) dan sel generatif. Sel generatif berada di dalam sel tabung. Dua sel yang berada dalam satu dinding sel ini merupakan bentuk serbuk sari matang.
Tahap pertama, terjadi pembelahan inti dan sitoplasma sel mikrospora membentuk sel tabung (sel vegetatif) dan sel generatif. Sel generatif berada di dalam sel tabung. Dua sel yang berada dalam satu dinding sel ini merupakan bentuk serbuk sari matang.
Tahap ke dua, jika serbuk sari menempel pada putik saat polinasi,
sel tabung akan membentuk jalan tabung bagi sel generatif. Saat jalan
tabung terus memanjang ke bawah, sel generatif membelah secara mitosis
menjadi
dua sel generatif haploid. Kedua sel ini nantinya berperan dalam pembuahan ganda.
dua sel generatif haploid. Kedua sel ini nantinya berperan dalam pembuahan ganda.
B. Megagametogenesis
Seperti serbuk sari, sel telur tumbuhan angiospermae dibentuk
di bagian bunga, yaitu pistilum. Pada organ ini terjadi pembentukan
sel telur dan tempat terjadinya fertilisasi (pembuahan). Pistilum terdiri
atas tiga bagian, yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus),
dan ovarium. Pada ovarium inilah tempat sel telur terbentuk. Pada ovarium
terdapat ovulum atau kantung embrio. Beberapa spesies tumbuhan dapat
memiliki ovolum lebih dari satu sehingga dapat menghasilkan buah dengan
banyak biji. Pada uraian ini, hanya akan dijelaskan perkembangan pada
ovarium dengan satu ovulum. Di dalam ovulum tersebut terdapat sel induk
megaspora.
Megasporogenesis terjadi di ovarium. Dimulai dengan
pembelahan meiosis pada sel induk megaspora yang menghasilkan 4 sel
megaspora haploid. Tiga sel megaspora mengalami degenerasi, sedangkan
satu megaspora tetap hidup dan akan mengalami pembelahan lebih lanjut.
Selanjutnya, terjadi pematangan melalui megagametogenesis. Pada proses ini satu sel megaspora akan mengalami tiga kali mitosis. Akan tetapi, pembelahan tersebut tidak diikuti sitokinesis sehingga hanya terjadi pembelahan inti sel. Tiga kali pembelahan mitosis menghasilkan satu sel telur dengan 8 inti sel. Kedelapan inti sel ini terkumpul dalam dua kelompok. Pada ujung yang berlawanan. Satu inti dari setiap kelompok bergerak ke tengah sel. Dua sel di tengah ini adalah inti kutub atau inti polar. Sel dengan 8 inti sel ini disebut juga kandung lembaga yang memiliki satu lubang kecil (mikropil) tempat masuknya gamet jantan. Terdapat tiga inti dekat mikropil. Dua di antaranya disebut sinergid dan satu inti lain merupakan inti telur. Tiga inti pada tempat yang berlawanan dengan mikropil disebut antipoda.
Selanjutnya, terjadi pematangan melalui megagametogenesis. Pada proses ini satu sel megaspora akan mengalami tiga kali mitosis. Akan tetapi, pembelahan tersebut tidak diikuti sitokinesis sehingga hanya terjadi pembelahan inti sel. Tiga kali pembelahan mitosis menghasilkan satu sel telur dengan 8 inti sel. Kedelapan inti sel ini terkumpul dalam dua kelompok. Pada ujung yang berlawanan. Satu inti dari setiap kelompok bergerak ke tengah sel. Dua sel di tengah ini adalah inti kutub atau inti polar. Sel dengan 8 inti sel ini disebut juga kandung lembaga yang memiliki satu lubang kecil (mikropil) tempat masuknya gamet jantan. Terdapat tiga inti dekat mikropil. Dua di antaranya disebut sinergid dan satu inti lain merupakan inti telur. Tiga inti pada tempat yang berlawanan dengan mikropil disebut antipoda.
BAB III
KESIMPULAN
·
Mitosis adalah proses pembahagiaan
genom yang telah di gandakanoleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh
pembelahan sel.
- Interfase adalah periode antara pembelahan yang satu dengan yang berikutnya dalam siklus pembelahan sel.
·
Gametogenesis
adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari
gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum)
yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu
mitosis dan meiosis.
· Meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan
dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet
sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia.
SARAN
Demikian malakah ini kami buat dengan
sebaik-baiknya.apabila terdapat banyak kekurangan mohon saran dan kritiknya
untuk membangun makalah ini. Karena makalah ini dibuat untuk dapat dipelajari
dan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
file:///F:/oiiu/Gametogenesis Proses
Spermatogenesis dan Ogenesis Serta Hormon Yang Berperan Catatan Wane Berbg
Informasi .htm#.UNy0xPLVX5M
file:///F:/oiiu/Gametogenesis
Tumbuhan Pengertian,Mikrogametogenesis, Megagametogenesis.html